Jangan Naik Bus Ini Saat Mudik!

Seperti janji saya di post 'Tirtonadi! Kamu Berubah!', saya mau cerita tentang perjuangan liburan singkat ke Yogyakarta.

Tanggal 24, 25, dan 26 Juni 2017, sesuai kebijakan kantor, tiga hari itu libur. Sedikit kan? Lebih enak jadi PNS kan yang liburnya panjang? Nah, 3 hari itu saya manfaatkan untuk liburan ke Yogyakarta. Hanya saja khusus menjelang lebaran, memesan tiket transportasi untuk liburan gak bakal segampang hari normal. Berbeda kalau liburannya sudah terencana dari jauh hari sebelumnya.

Tiket kereta api sudah habis di bulan sebelum-sebelumnya. Tiket pesawat mendadak naik. Transportasi apa lagi yang bisa diharapkan untuk perjalanan Jakarta - Yogyakarta? 

Kapal laut? No!

Naik motor? Gak punya motor. Lagian jaraknya jauh. Bikin capek aja.

Naik mobil? Motor aja gak bisa beli, apalagi mobil?

Yang terakhir cuma bus doang.

Berburu tiket!

PT. KAI mengalokasikan tiket tambahan lagi beberapa hari menjelang hari libur lebaran. Sama seperti ritual tahunan SNMPTN, CPNS, server PT. KAI gak sanggup menghadapi lonjakan trafik (akses ke situs). Entah ada berapa ribu orang yang mengakses situs bersamaan. Ini serupa jika ada pengumuman SNMPTN atau pendaftaran CPNS. Semua rebutan.

Saya gak berhasil dapat tiket tambahan untuk pergi ke Yogyakarta tapi dapat tiket untuk balik ke Yogyakarta. Tiket perginya gak ada, tiket pulangnya ada. Hooorang kaaayyya!

Sekarang gimana caranya pergi ke Yogyakarta? Ya naik bus. Saya termasuk generasi pemalas yang mengandalkan internet. Untuk urusan beli tiket bus, saya nyari gimana caranya beli tiket bus online. Bukan karena malas ke terminal atau agen-agen, tapi lebih cenderung ke malas ketemu calo-calo dan harus bawa uang cash. 

Setelah googling, saya ketemu situs bosbis untuk memesan tiket bus online. Pengalaman mengakses situs itu, saya bisa bilang bosbis perlu banyak perbaikan sistem dan tampilan websitenya. Dari bosbis, saya dapat tiket bus seharga 350.000 tujuan Solo. Itu paling murah ketimbang bus-bus lain tujuan Yogyakarta. Loh kok beda tujuan? Solo ke Yogyakarta mah gampang. Yang penting nyampe dulu ke Jawa Tengah. Saya mencoba bayar tiket pake kartu kredit tapi sistem bosbis masih payah. Akhirnya pake metode transfer.

Bus yang harganya 350.000 itu namanya Safari Jaya Mandiri. Saya diharuskan 'mengambil' tiket aslinya di terminal Rawamangun sementara saya di Lebak Bulus. Jauuuuuhhhh.

Singkat cerita semuanya lancar dan tiket bus sudah di tangan H-6 sebelum keberangkatan.


Berangkat!!!

Jadwal keberangkatan adalah jam 6 sore. Saya pulang kerja jam 3 sore. Dari kantor langsung ke terminal karena jaraknya jauh. Sepanjang jalan saya deg-degan takut terjebak macet. Untung mas Gojeknya cerdas, make Waze untuk menghindari kemacetan walau harus masuk ke jalan-jalan kecil, lewat perumahan yang padat, banyak polisi tidur.

Tiba di terminal Rawamangun dengan selamat jam setengah 5 sore. Terminal ini tidak terlalu nyaman menurut saya. Banyak oknum-oknum calo yang beraksi di depan mata saya. 

Jam 6 berlalu, orang-orang sudah selesai berbuka puasa. Masih tidak ada tanda-tanda keberangkatan bus Safari Jaya Mandiri. Saya terlalu naif mengharapkan bus berangkat tepat waktu. Ini adalah pengalaman pertama saya naik bus antar Provinsi. 

Jam 7 malam, agen bus mulai berteriak 'SAFARI! SAFARI! YANG SAFARI, IKUT SAYA!' Akhirnya... Saya mulai semangat kembali. Saya bersama penumpang lain mengekori agen tersebut sampai ke luar terminal. Tapi ternyata busnya belum datang. Kami dipanggil cuma untuk menunggu di dekat pintu keluar karena katanya busnya sudah dekat, cuma sedang terjebak macet.

Bus berwarna biru pun datang. Saya bingung karena itu ternyata adalah bus Transjakarta. WHAT THE FAK! Ngapain naik Transjakarta?

Usut punya usut, ternyata Transjakarta bakal mengantar kita ke Terminal Pulo Gebang. Saya frustasi. Kenapa dari awal gak disuruh nunggu di sana saja? Buang-buang waktu saja.

Sampai di Pulo Gebang, saya kaget melihat terminal ini. Keren parah, beda jauh ama terminal Rawamangun. Bangunannya mirip gabungan Bandara ama Mall. Walau ada beberapa yang 'minus' juga. Kami para penumpang diarahin lagi buat mengikuti petugas bus SAFARI sampai ke busnya.

Pas naik bus Safari Jaya, saya kaget karena tempat duduk saya sudah ada yang menempati. Jadi ternyata ada juga penumpang yang menunggu di terminal Pulo Gebang dan mereka sudah duluan naik ke bus. Saya tanya sama penumpang tersebut, ternyata nomor kursi kita sama. 

NOMOR KURSI SAMA! 

NOMOR KURSI SAMA!

BANGSADH!! 

Menunggu lama di terminal Rawamangun, setelah sampe di bus, kursi udah ada yang duduk. Siapa yang gak sinting? Dengan sabar saya turun dari bus, mencari agen bus Safari. Setelah ngomong masalahnya, saya diminta naik ke bus. Saya pikir ini hanya kesalahan teknis dan saya adalah pemilik kursi yang sah. 


Eh bangsat lagi! Setelah naik ke bus, saya diarahkan duduk di kursi paling belakang. Oke, saya gak masalah duduk di mana saja. Hanya saja yang bikin gondokan itu karena saya harus berdesak-desakan sama 4 orang cowo lainnya. Gila, tempat duduk di bagian belakang itu sempit dan idealnya cuma cukup buat 4 orang tapi saya dipaksa duduk disana. 

SAFARI JAYA MANDIRI KAMPRET! Saya kesal parah. Ingin ngajak ribut orang SAFARI JAYA MANDIRI tapi nanti malah menunda keberangkatan dan bisa jadi saya malah dikeluarkan dari bus. Sekitar 12 jam lamanya saya duduk dengan posisi yang gak nyaman sampai badan pegel-pegel. Sampai di Pekalongan baru ada satu penumpang di kursi belakang yang turun. Akhirnya duduknya jadi lega. Gak berhimpit-himpitan lagi.

Calo(?)

Sampai di Solo, sebelum masuk terminal Tirtonadi, tepatnya di dekat RS UNS Solo, Bus berhenti dan seorang pria (calo?) naik ke bus. Terus dia mulai mendata penumpang yang tujuan Jawa Timur. Dia menawarkan busnya dengan dalih gak ada lagi bus yang ke Jawa Timur. Penumpang yang lain mau aja gitu, terus diajak turun dari bus untuk urusan selanjutnya. Bus Safari pun melanjutkan perjalanan ke terminal Tirtonadi. Saya hanya membatin, masa sih gak ada bus lagi yang ke Jawa Timur? Di terminal Tirtonadi beneran gak ada bus yang ke sana?

Kesan saya setelah melakukan perjalanan Jakarta - Solo menggunakan Bus Safari Jaya Mandiri, sangat-sangat buruk. Bagaimana bisa ada nomor kursi ganda? Payah...

Buat yang ingin naik bus, hindari bus Safari Jaya Mandiri. Gak bagus!

Comments

  1. Pas banget saya alamin, detik ini juga. Saya sekarang dalam bus nya.karena tiket kereta abis. Saya naik bus. Coz sebelumnya pernah naik bus enak2 aja. Pas naik safari Saya udah ngerasa ini gak beres. Dari bangku gak ada nomor, banyak yg duduk bangku tambahan kayak beli bakso di pinggir jalan. Saya langsung search dengan key word "jangan naik bus safari mandiri" ketemu artikel ini. Desember 2017 masih begini ckckck.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Berkomentarlah yang baik dan sopan. Jangan komentar pake bahasa gaib.

Popular posts from this blog

Medical Check Up Pertama Seumur Hidup

5 Jenis Guru Unik Saat SMA